PEMUPUKAN JIWA NASIONALISME BANGSA INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

        Dewasa ini, masyarakat tidak bisa dipisahkan oleh teknologi. Semua aktifitas dari bangun tidur sampai kembali menutup mata tidak jauh dari penggunaan alat-alat yang sudah canggih. Seperti saat kita berkomunikasi menggunakan handphone, mengetik di laptop, menonton TV, dan sebagainya. Penggunaan tersebut sangat dibutuhkan dengan berbagai tujuan dari untuk hiburan hingga ke pekerjaan. Bisa dikatakan teknologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap globalisasi dan melahirkan era revolusi industri 4.0. Namun tanpa disadari, kemajuan teknologi yang semakin canggih dan inovatif ini berdampak bagi permasalahan di negeri ini, salah satunya adalah rasa nasionalisme yang semakin menurun.

Revolusi industri 4.0 menurut Klaus Schwab1 (2016) adalah revolusi yang ditandai oleh kemajuan internet yang luas dan kecerdasan buatan pada peralihan abad. Revolusi ini adalah bentuk kelanjutan dari tiga revolusi sejak abad 18. Revolusi industri 4.0 telah meningkatkan kemajuan iptek yang sangat pesat namun mempunyai masalah. Masuknya informasi yang besar-besaran dan tidak tersaring dengan baik menimbulkan pemahaman menjadi tidak terkontrol. Seperti contohnya masuknya budaya barat atau Korea menjadi santapan tiap hari bagi generasi muda untuk terus mengikuti dan mengangumi. Hal ini tidak sesuai bagi negara kita yang mempunyai banyak budaya sendiri yang sudah dikenal di seluruh dunia namun masyarakatnya tidak ada upaya untuk melestarikan dengan baik. Kemudian permasalahan penyerapan informasi juga sering terjadi di media sosial yang menyebabkan adanya berita yang tidak benar (hoax). Hal itu menimbulkan terjadinya disinformasi hingga menjadi kesalahpahaman antar pihak. Kejadian seperti ini tidak sesuai dengan cita-cita Soekarno yang menginginkan nasionalisme yang timbul dari rasa cinta akan menusia dan kemanusiaan (Soekarno, 1965:5).


Banyaknya masalah yang timbul dengan masuknya era revolusi industri 4.0 membuat masyarakat harus lebih bijak dalam menggunakan teknologi. Saat ini rakyat dihabiskan waktunya untuk berselancar di dunia maya namun tidak melihat kondisi kenyataannya. Mereka tidak menyadari bahwa ada semangat untuk membangun negara ini yang telah diwariskan oleh para pendahulu bangsa ini. Kemerdekaan yang telah diperjuangkan melawan penjajah hingga mengorbankan nyawa harus perlu kita ilhami dan dilanjutkan sesuai dengan keadaan saat ini. Adanya revolusi ini seharusnya bisa dimanfaatkan sebagai sarana penguatan nasionalisme dengan konsep mengikuti keinginan generasi muda, seperti contohnya konten ‘Pentas Swara Indonesia’2 yang menyanyikan lagu-lagu daerah berserta dengan tarian khas daerah tersebut. Kemudian masyarakat juga perlu bijak dalam menyerap informasi untuk menghindari disinformasi hingga pertikaian berbagai pihak. Indonesia masih mempunyai kesempatan untuk menjadi negara yang maju dengan rasa nasionalisme yang wajib dimiliki oleh tiap-tiap rakyatnya, khususnya generasi muda yang merupakan generasi penerus bangsa.

 




                  Sumber : Youtube SkinnyIndonesian24 : PENSI – Pentas Swara Indonesia  

 

 

 

                                                                Sumber : fmeindonesia.org

 

 

CATATAN KAKI

1.     Klaus Schwab adalah seorang teknisi dan ekonom Jerman, yang lebih dikenal sebagai pendiri dan ketua eksekutif Forum Ekonomi Dunia. 

2.     Pentas Swara Indonesia, adalah video yang dibuat oleh dua bersaudara, Andovi da Lopez dan Jovial da Lopez yang tergabung dalam SkinnyIndonesian24 yang menampilkan pertunjukan seni budaya Indonesia dalam 30 menit. Video ini diupload tanggal 14 Juni 2021.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Schwab, Klaus. 2016. Revolusi Industri Keempat. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Soekarno. 1965. Dibawah Bendera Revolusi Jakarta : Panitya Penerbit Dibawah Bendera Revolusi.

 

 

Komentar

Postingan Populer