PERJUANGAN KERJA NYATA (FIGHT FOR SBMPTN 2016)

SangPenemu.com

28 Juni 2016, adalah hari terbaik bagi saya saat mengetahui di pengumuman SBMPTN bahwa saya diterima di Universitas Padjajaran, Fakultas Ilmu Budaya, Jurusan Ilmu Sejarah. Rasa senang dan tidak percaya bercampur menjadi satu hingga saya meneteskan air mata dan memeluk semua orang yang berada dirumah. Mungkin beberapa orang setelah mendengar cerita saya ini akan berkata saya itu lebay dan terlalu ekspresif. Namun mereka tidak tahu seberapa perjuangan besar saya untuk sampai berhasil mendapatkan hasil yang seperti ini. Berbagai perjuangan telah saya lalui dengan sangat berat, hingga beberapa orang tidak percaya dengan apa yang saya lakukan tersebut. Saya akan bercerita perjuangan saya dalam masuk ke FIB Unpad ini.

Setahun sebelum pengumuman SBMPTN, saya sama sekali tidak punya rencana apa-apa untuk bisa masuk ke perguruan tinggi negeri. Saya berpikiran bahwa nantinya saya akan masuk ke perguruan tinggi yang biasa-biasa saja seperti kakak-kakak kelas saya sebelumnya. Namun pikiran itu hilang saat saya menemukan tempat bimbingan belajar untuk SBMPTN yang cukup ternama di Indonesia, khususnya Jakarta. Saya mendaftar dan akhirnya diterima oleh bimbel tersebut. Ikutnya saya di bimbel itu berpengaruh besar terhadap kegiatan di sekolah maupun diluar sekolah, seperti saya meninggalkan ekstrakulikuler basket dan berhenti kegiatan bela diri yang sudah saya ikut selama hampir setahun. Berbulan-bulan kegiatan di bimbel itu super ketat dan menyebabkan saya menjadi merasa bosan untuk menjalaninya. Saya sering beberapakali telat dan bolos saat di bimbel. Teman-teman saya satupun juga demikian. Namun akhirnya itu saya hentikan karena saya yakin itu tidak akan membuat saya diterima di perguruan tinggi negeri. Saya tidak mau menyerah pada keadaan pada saat itu.

Saat sudah berbulan-bulan terus belajar untuk SBMPTN, membuat saya melakukan hal yang dibilang nekad untuk seorang siswa kelas 3 SMA. Saya memutuskan untuk tidak mendaftar SNMPTN di sekolah karena saya tidak yakin dengan nilai-nilai raport saya. Pihak sekolah pun sangat menyayangkan keputusan saya tersebut. Hal itu ternyata berpengaruh kepada mindset saya secara total, pada saat Ujian Nasional saya tidak belajar dengan serius karena UN ternyata tidak berpengaruh terhadap apa-apa bagi saya yang tidak ikut SNMPTN. Dan hasilnya pun kurang memuaskan. Setelah UN, bimbel pun memberikan progam intensif dengan pembelajaran lebih ketat dari sebelumnya. Saya benar-benar menjalaninya dengan rasa pantang menyerah dan menghiraukan apapun yang menghalangi saya. Bahkan saya sampai tidak ikut perpisahan sekolah karena sampai begitu semangatnya. Akhirnya semua teman menjudge saya beranggapan saya adalah orang yang  tidak mau menghargai acara memorial sekolah. Mereka benar-benar meremehkan saya dengan semua usaha yang saya lakukan. Dan lagi teman-teman saya di tempat bimbel satu persatu meninggalkan saya karena diterima di ptn jalur SNMPTN. Sayapun sempat merasa sedih dan kecewa. Namun ayah saya datang menyemangati dan berkata


 “suatu saat kamu akan membuktikan kepada mereka semua, bahwa kamu adalah calon mahasiswa ptn.” 



Kata-kata itu tersimpan dalam benak saya dan membuat saya tidak peduli lagi dengan mereka. saya kembali fokus dalam progam intensif belajar dari pagi sampai malam selama 1 bulan sebelum SBMPTN dilaksanakan. Akhirnya saat ujian SBMPTN dimulai, saya hanya berfikir bahwa saya adalah pemegang masa depan di ptn. Maka saya kerjakan sebisa saya saja dan menunggu rencana Allah SWT berjalan. Dan akhirnya saat doa dan usaha saya berhasil, saya benar menjadi calon mahasiswa ptn di Unpad. Maka keadaan pun berbalik, teman-teman saya kembali mau menyapa dan respect kepada usaha saya.

Beberapa hari sebelum masuk ke Univesitas Padjajaran, saya pergi ke tempat yang jauh bersama  para sahabat saya. Ya sekedar mengenang dan berpamitan sebelum ke Bandung. Saya berharap semoga keluarga dan sahabat disana baik-baik saja. Setelah itu saya sudah mempersiapkan semuanya untuk pindah ke Bandung.  Berbagai pikiran sudah menyelimuti otak saya dengan kejadian apa nanti yang terjadi disana.

Akhirnya kembali pada saat ini, saat saya sudah menjadi mahasiswa Universitas Padjajaran dengan cara saya sendiri. Berbagai perjuangan dari kurun waktu setahun telah saya lalui. Perjuangan yang begitu berat akhirnya terbalas oleh hasil yang sangat besar dan menggembirakan. Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT atas untuk semua ini. Orang tua, dan teman terdekat saya juga sangat berperan dalam usaha saya ini. Saya kembali berfikir untuk perjuangan saya saat di FIB ini. FIB telah memberikan tempat yang sangat layak untuk saya kuliah. Semoga semua perjuangan saya dapat terus berlangsung hingga sampai lulus tepat waktu nanti.


Komentar

Postingan Populer